Kabar duka datang dari kawasan wisata alam Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Seorang wisatawan asal Brasil dilaporkan mengalami insiden kecelakaan dan terjatuh saat mendaki salah satu jalur pendakian di gunung Rinjani yang terkenal ekstrem. Peristiwa ini menyorot kembali pentingnya keselamatan dalam aktivitas wisata alam yang menantang, khususnya di jalur-jalur pendakian gunung tertinggi kedua di Indonesia ini.
Kronologi Kejadian

Wisatawan asal Brasil yang diketahui bernama Felipe da Costa (28 tahun), mulai melakukan pendakian dari jalur Sembalun pada 24 Juni 2025 bersama tiga rekan pendaki dari berbagai negara. Berdasarkan informasi dari petugas Taman Nasional, rombongan ini telah mengurus izin pendakian secara resmi dan membawa perlengkapan lengkap sesuai standar keamanan.
Namun, pada hari kedua pendakian, saat mereka berada di jalur antara Plawangan Sembalun menuju puncak Rinjani, Felipe dilaporkan terpeleset akibat medan yang licin karena hujan ringan semalam sebelumnya. Ia jatuh sekitar 10 meter ke lereng curam di sisi kiri jalur. Teman-temannya segera menghubungi petugas via radio darurat yang dibawa salah satu dari mereka.
Insiden Terjadi
Menurut laporan dari pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), kecelakaan terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.30 WITA. Felipe terpeleset saat mencoba mengambil gambar panorama menggunakan ponselnya di dekat tebing. Ia jatuh ke jurang sedalam sekitar 30 meter. Rekan-rekannya segera melaporkan kejadian tersebut ke petugas basecamp.
Proses Evakuasi yang Menantang

Tim SAR dari Mataram, bersama relawan lokal dan petugas BTNGR, langsung bergerak menuju lokasi kejadian. Evakuasi membutuhkan waktu hingga lebih dari 12 jam karena medannya yang sulit dijangkau serta faktor cuaca yang mulai memburuk menjelang siang.
Korban Dievakuasi dalam Kondisi Tak Bernyawa
Setelah melalui proses pencarian yang intensif, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Jenazah kemudian dibawa turun menuju basecamp Sembalun dan dirujuk ke RS Bhayangkara Mataram untuk proses identifikasi lebih lanjut. Pihak Kedutaan Besar Brasil di Jakarta telah diberitahu dan sedang dalam proses pengurusan repatriasi jenazah.
Reaksi Pemerintah dan Pihak Terkait

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Wahyudi, menyampaikan duka cita mendalam atas insiden ini. Ia juga mengimbau agar para pendaki, terutama wisatawan asing, lebih memperhatikan keselamatan dan tidak terlalu fokus mengambil gambar di area berbahaya. “Kami akan meningkatkan papan peringatan di beberapa titik rawan agar pendaki lebih waspada,” ujarnya.
Insiden di Gunung Rinjani dan Tanggapan Pemprov NTB
Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Pariwisata turut menyampaikan belasungkawa dan akan segera melakukan evaluasi terhadap SOP pendakian. “Kami akan mengkaji ulang prosedur pemanduan dan menambah pelatihan kepada pemandu lokal agar lebih sigap dalam situasi darurat,” kata Kadispar NTB, Zainul Arifin.
Gunung Rinjani: Keindahan yang Menantang
Gunung Rinjani merupakan salah satu destinasi pendakian favorit di Asia Tenggara. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, gunung ini menawarkan panorama luar biasa seperti Danau Segara Anak, puncak Rinjani, dan kawasan hutan tropis yang lebat. Namun keindahan ini menyimpan risiko tersendiri jika tidak diiringi kesiapan fisik, perlengkapan, dan kepatuhan terhadap aturan.
Langkah Ke Depan untuk Keselamatan Pendaki
BTNGR berencana menambah titik pengamanan serta memperbarui papan petunjuk dan peringatan berbahaya di jalur pendakian. Selain itu, diwacanakan pembatasan aktivitas di area ekstrem terutama saat musim hujan atau saat cuaca buruk.
Kerja Sama dengan Komunitas Pendaki
Pihak pengelola juga akan menggandeng komunitas pendaki dan relawan untuk mengedukasi pendaki tentang pentingnya manajemen risiko selama di gunung. Pendaki juga diharapkan memiliki asuransi perjalanan dan mengikuti briefing keamanan sebelum naik.
Prioritas Keselamatan Pendaki
Kejadian yang menimpa Felipe da Costa menjadi pengingat bahwa keindahan alam Indonesia harus dinikmati dengan penuh tanggung jawab. Keselamatan pendaki harus selalu menjadi prioritas. Dengan kolaborasi antara pemerintah, pengelola taman nasional, dan komunitas pendaki, kita bisa menciptakan ekosistem pariwisata alam yang aman dan berkelanjutan.
Semoga kejadian ini menjadi titik tolak untuk perbaikan dan Felipe dapat segera pulih serta membawa kenangan yang tetap indah dari Indonesia, meskipun dibalut insiden yang tak diinginkan.